Senin, 09 April 2012

Cerbung Looking For Your Couple part 4

Aku heran pada si jidat lebar itu,dia nekat sekali mendaftarkanku ikut acara konyol tersebut. Kenapa tidak dia saja yang ikut? Sekalian saja pacar LDRnya si anak bos karpet dari Arab itu diputusin,terus dia cari yang baru.
“Kamu yang harusnya ikut beginian tuh Ning !” Soraya menepuk bahuku,dia anggota pengurus OSIS,otomatis dia juga panitia acara konyol itu.
“Haha,ngaco aja,aku gaminat” aku tertawa paksa,padahal aku geram dengan statement itu.
“Tapi Zaskia udah daftarin kamu,nih ID Cardnya” Soraya menyerahkan kartu berwarna pink. Aku membacanya,tertera nama lengkapku disana,Haning Pusparanti.
“Heh? Apa-apaan ini? Aku gangerasa daftar !” aku mengelak,membela diri.
“Tapi Zaskia udah daftarin kamu,nih” Soraya menyerahkan map yang berisi data para peserta.
Aku kaget. Zaskia benar-benar nekat. Dia memalsukan tanda tanganku. Dan dia juga menulis persis jawaban pribadiku pada kolom “cowo idaman”
Dia menuliskannya, Satu keyakinan,gentle,tinggi,tegap,berbakat,jago olahraga,pintar,rajin ibadah,unik,humoris,suka cewe tomboy,pemberani dan cinta aku J. Aku yakin,dia pasti mencuri diaryku. Dasar jidat !
“Ini bisa diganti?” tanyaku penuh harap.
“Maaf Ning,pendafataran udah ditutup. Ga ada pengulangan data dan pengunduran peserta. Kecuali ya kalo kamu mau bayar denda”
Sial. Aku mengumpat dalam hati. Memaki Zaskia si jidat lebar yang sudah seenaknya mendaftarkanku dan memaki si Soraya,pengurus OSIS yang super matre !
Aku mengelus dada. Hari ini hari Kamis. Acara konyol itu diadakan lusa,dan aku harus datang. Ah tidak !
“Inget ya Ning,awas aja kalo kamu ga dateng” Soraya mengancamku dengan tatapan geli.
Ini pasti sudah direncanakan,pikirku.
“Jidat ! Apaan sih daftarin aku begituan !” omelku kesal saat aku kembali ke kelas.
“Ya biar lo dapet cowo Haning !”
“Tapi ga gini juga caranya !”
“Plis deh,terus gimana lagi? Emang sebelumnya lo pernah apa pedekate ama cowo? Belum kan?!”
“Udah tuh !” aku berteriak lantang.
Zaskia melongo,dan semua anak-anak yang berada dikelas.
“Eh,maksudku ya deket ama temen-temen cowo lah !” aku mengulang kata-kataku,menggantinya untuk membela diri.
“Oya?” Zaskia menjulurkan lidahnya.
Aku diam saja,padahal yang ku ucap tadi benar. Aku juga pernah ber ‘pedekate’.
                            ***
Saat itu sekolahku mengadakan wisata edukasi selama 4 hari. Kami pergi ke Semarang. Cukup jauh,Bekasi-Semarang. Disana kami mengadakan study banding ke suatu sekolah yang bertaraf sama dengan sekolah kami.
Oya,itu terjadi saat aku duduk dikelas tiga SMP. Tak sengaja saat aku bergabung dengan club pecinta alam SMPN HARAPAN SEMARANG untuk sekedar sharing dan mengenal kegiatannya,aku bertemu dengannya. Namanya Dion. Aku cukup kagum,entah lah,bagiku dia luar biasa,itu yang kudapat saat pertama melihatnya.
Tinggi atletis,begitulah gambaran tubuhnya. Kulitnya sawo matang,matanya cerah dan tajam. Rambutnya yang lebat dan rapih. Ah entahlah,dia tidak terlalu tampan tapi aku menyukainya sejak pertama melihatnya. Apalagi dia sama denganku,sama-sama anak pecinta alam. Berbeda jauh dengan Fajar,dia dan aku tak punya 1 kesamaan hobby ataupun kesukaan. Ah sudahlah,kenapa harus membahas dia?
Tak menyesal aku saat diajak bergabung untuk share dan menambah pengetahuan dengan tiap kegiatan eskul di sekolah ini.
Yang lebih menyenangkannya,dia mengajakku berkenalan. Ya,diantara belasan siswa seangakatanku yang tergabung dalam klub pecinta alam SMPN PEMUDA BEKASI yang sedang mengikuti kegiatan ini. Entah mengapa,setiap kali kami mengobrol ada perasaan canggung,berbeda dengan obrolan bersama anak-anak yang lain. Dia begitu menyenangkan,dan aku menyukainya. Rasanya aku tak mau pulang kembali ke Bekasi.
Selama 4 hari kami berada di Semarang dan selama 4 hari itu pula kunjungan ke SMPN HARAPAN SEMARANG berakhir. Itu artinya aku harus berpisah dengan Dion. Ada rasa kecewa,keberatan dan sebagainya. Aneh,padahal aku baru mengenalnya selama 4 hari. Itupun berawal dari ketidaksengajaan. Ah,andai saja Semarang hanya berjarak satu jengkal dari Bekasi.
Dia melambaikan tangannya saat aku dan rombongan kembali ke bis. Tapi aku yakin,lambaian tangan dan senyuman manis itu ditujukkan untukku seorang.
Sampai di Bekasi,hubungan kami tidak terputus. Kami masih sering berkomunikasi lewat telefon,sms,ataupun jejaring social lainnya. Rasanya benar,Semarang dan Bekasi hanya berjarak satu jengkal saja. Aku merasa sangat dekat dan akrab dengannya.
“Hai Haning” sapanya lewat telefon.
“Iya Dion” jawabku senang.
“Andai saja Bekasi hanya berjarak satu jengkal ya dari Semarang” katanya sambil tertawa kecil. Aku menepuk pipiku. Apakah ini mimpi? Dia mengucapkan apa yang selama ini aku fikirkan.
“Memangnya kenapa?” tanyaku basa-basi.
“Aku bisa bertemu denganmu kapanpun ku mau”
“Hahaha,kau ini. Sudahlah,kita juga sering mengobrol lewat telfon”
“Memangnya enak ya berhubungan hanya lewat pesawat komunikasi?”
“Kita kan canggih,biasanya sahabat pena lainnya surat-suratan”
“Sahabat pena?”
“Iya,kau tau kan?”
“Aku tau”
“Bagus deh”
“Aneh sekali,kita banyak persamaan”
“Apanya yang sama?”
“Banyak sekali Haning,banyak kesamaan”
“Terus kenapa?”
“Ah kau ini”
“Ada apa sih?”
“Kamu itu cewe yang unik”
“Makasih yaaaa”
“Iya Haning,hahaaaa”
“Eh Haning,kau sudah punya pacar?”
“Belum”
“Yang bener?”
“Memangnya ada yang mau sama aku?”
“Aku mau ko kalo kamu ga ada yang punya”
“Hah?”
“Ahaha kau pasti kaget. Sudahlah,lupakan. Sudah sore Haning,kita lanjutkan besok yaa”
“Okee”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar