Senin, 09 April 2012

Cerbung Looking For Your Couple part 2

Kita dekat,hanya sebatas teman. Aku mulai mengorek info tentangnya. Beruntungnya dia satu sekolah dengan teman SDku dulu,Tania. Dia sering menelfonku,mengirim SMS atau memenuhi beranda akun Facebookku. Aku makin menyukainya. Kita jarang bertemu semenjak Pameran Kota itu,aku tau dia sibuk.
“Haning,dia itu belum punya pacar tau” Tania cekikikan diseberang telefon. Aku iseng menelfonnya hanya untuk mencari berita tentang Fajar.
“Mm..iya..terus?” jawabku pura-pura tak mengerti. Padahal aku senang sekali.
“Ih serius. Dia emang udah pernah pacaran sih,mantannya aja ada 2”
“Hah?” aku kaget. Padahal aku berharap dia masih murni,belum pernah punya pacar sama sepertiku.
“Gausah kaget. Kan Cuma mantan”
“Mantan juga masih bisa dikenang kan..” kataku lirih.
“Wahh,kamu beneran suka ya?” Tania semakin terbahak. Entah apanya yang lucu,namun aku sadar,mukaku pasti memerah. Untung saja aku tak bawa cermin.
Aku menutup pembicaraan itu dengan obrolan lain. Uh sungguh,aku tak kuat jika berlama-lama membicarakannya.
Sudah 4 bulan hubunganku dengan Fajar baik-baik saja. Walaupun hanya sebatas teman tapi aku berharap agar hubungan ini bisa lebih dari sekedar pertemanan saja. Aku menunggu keajaiban itu,hingga akhirnya suatu hari tepat ditanggal 3 Maret pukul 3 sore,sesuatu yang tak kuduga terjadi.
Fajar mengajakku bersepeda,dia membawaku kesuatu tempat. Taman dengan danau yang indah.
“Hei,Haning. Tahukah kau,ini adalah tempat terindah yang pernah ada” dia membuka obrolan,aku diam saja. Sibuk memandang sekeliling,jujur ini kali pertama aku berkunjung kesini.
“Aku baru tau tempat ini” gumamku.
“Ya,itulah sebabnya aku membawamu kesini”
“Ternyata ditengah hiruk pikuknya kota,masih ada juga tempat seperti ini” aku tersenyum,menghirup udara segar sore itu.
“Ini tempat terindah bagiku” dia mengulang kata-katanya.
Aku melirik.
“Masih ada tempat bagus lainnya,dan mungkin jauh lebih bagus” responku.
“Tapi aku suka tempat ini,apalagi ada sesuatu yang membuatku semakin suka”
“Apa?”
“Wanita disampingku” aku melongo. Sedikit ge-er,namun aku berpura-pura tak mengerti.
“Ga ada cewe lain disini,maksudku disamping kamu”
“Kamu kan ceweknya” dia tersenyum,menatapku dalam dan penuh harap. Aku bergidik,ini kali pertama seorang pria menatapku dengan tatapan penuh makna.
“Aku suka kamu Haning. Dan berharap kita bukan sekedar teman”
Aku diam saja,wajahku datar. Antara kaget,percaya atau tidak. Ya,ini memang kali pertama aku ‘ditembak’ . Tapi aku tak sebegitu kagetnya,lambat laun setiap manusia pasti akan menyatakan cinta dan menerima pernyataan cinta.
“Haning?” dia melambaikan tangannya diwajahku.
“Iya?”
“Gimana?”
“Eng..aku mau ko” aku menjawabnya tanpa ragu,aku menunduk malu.
“Heh,Haning? Mau apaan?” Fajar mengguncang-guncang bahuku.
“Ha?” aku kaget sendiri. Ternyata aku hanya berkhayal. Sungguh,aku sangat malu.
“Kau tadi mnedengarku bergumam?” tanyaku pelan dan takut.
“Ya,apa yang kau mau?”
Untunglah,aku tidak berkata apa-apa lagi saat berkhayal tadi.
“Eh,tidak ko” aku menggaruk kepalaku.
“Haning,kau tau tidak?” dia mulai bertanya.
DEG ! Jantungku berdegup,apakah obrolan ini akan sama dengan yang tadi aku pikirkan?
“A..apa?” tanyaku gugup.
“Bagaimana caranya menaklukkan hati wanita?” tanyanya datar.
Aku tersenyum kecil,sedikit percaya diri bahwa kata-katanya barusan ditujukan padaku.
“Kau harus memberikan apa yang dia ingin dan mengerti perasaannya”
“Maksudmu?”
“Entahlah,aku kan belum pernah pacaran. Mana aku mengerti hal seperti itu” aku mengedikkan bahu.
“Memang cowo idamanmu seperti apa?”
“Mmm,ya yang bisa menerimaku seperti ini” aku tersipu,padahal dalam hati aku meneriakkan namanya.
“Kira-kira,Widya menerimaku lagi gak ya?” gumamnya kecil,namun jelas terdengar ditelingaku.
“Wi..widya?” ulangku.
“Iya,dia mantanku”
“Ma..mantan?” aku masih setengah kaget.
“Aku masih menyukainya,aku sedang memikirkan cara untuk mendapatkan hatinya kembali” dia melihatku,tertawa kecil.
Aku diam. Kali ini diam menahan tangis. Susah bernafas dan rasanya ingin terjun tenggelam didalam danau. Sungguh menyesakkan.
“Oh begitu” jawabku lirih.
Dia terus mencekokiku dengan beragam pertanyaan yang membuatku sesak. Aku seperti tempat solusi untuk segala masalah percintaannya dengan Widya. Ini itu dan semuanya dia tanyakan agar dia bisa ‘balikan’ lagi.
Berulang kali aku menghela nafas setiap ingin menjawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar