Jumat, 29 November 2013

Kisah Sang Putri (tak) Cantik

Apa kabar? Gue kangen ngepost disini. Akhir-akhir ini gue sibuk,sibuk menjadi calon mahasiswa. Gue akan bertarung melawan UN dan berjuang masuk lubang jarum PTN. Ditengah kesibukan ini,gue ingin sedikit bercuap. Pertama,gue cape. Gue butuh hiburan tapi gue gatau hiburannya apaan? Kedua,gue pusing kalo inget ada yang minta dibuatin cerpen. Ketiga gue bingung,kenapa ga ada yang bikin cerpen buat gue? Apa gue ga menginspirasi orang lain? Keempat,karya gue semua standar. Gue ga sehebat andrea hirata. Ga sehebat tere liye. Ga sehebat anu,itu dan ini. Gue suka malu kalo baca karya gue sendiri. Semakin gue malu dan semakin gue males buat nulis. Gue orangnya ga suka terikat,gue suka kebebasan. Kebebasan yang tetap pada kebenaran. Sama kaya nulis,gue gamau terikat penuh dengan aturan,bisa dibilang gue penulis yang suka pake ‘slang languange’. Absurd total,jauh dari kata EYD. Bisa dibilang gue setipe sama bang radit,meski beliau lebih jago ketimbang gue. Sama kaya manusia,kalo dipaksa berubah jadi orang lain pastinya ga bakal nyaman. Karena setiap makhluk punya ciri khasnya sendiri. Misalnya gue,yang suka nulis absurd dan jauh dari kata romantis. Atau gue,yang hobi parodiin sesuatu. Atau gue,yang suka bikin penelitian ga jelas. Atau gue,yang beda dari cewe kebanyakan. Atau dia,yang cantik sampe bikin cowo-cowo pada suka. Atau balik lagi ke gue,yang standar dan jarang dilirik cowo...

Ini,gue mau cerita. Gue mau ceritain banyak orang. Gak,gue cuman mau ngepost tentang alasan cowo suka sama cewe cantik. Jawabannya simple aja,yang cantik enak diliat,punya kebanggaan tersendiri kalo punya pasangan cantik/tampan. Jalan berdua juga pede. Apalagi kalo keduanya beneran cantik sama ganteng. Kalo salah satunya doang,biasanya kalo cewe cantik dapet cowo jelek,pikiran semua orang “tuh cowo pasti tajir”,atau kalo si cowo jelek dapetin cewe cantik,pikiran semua orang “maklum,jumlah cowo lebih sedikit ketimbang cewe”. Ah hidup terasa aneh saat tau pangeran cuma suka putri yang cantik...

Ada seorang gadis,gue bingung ngasih nama samaran apaan. Dia gadis yang biasa,biasa dan sangat biasa. Bermimpi bisa menjadi putri,padahal jalan anggun saja tidak bisa. Semua memanggilnya si tomboy. Dia aneh,bahkan sangat aneh. Bahkan terlalu aneh untuk ukuran gadis remaja. Padahal banyak yang aneh atau lebih aneh,tapi bedanya,keanehan dia tanpa kelebihan yang mencolok. Sedangkan banyak temannya memiliki keanehan dengan kelebihan yang dominan. Misalnya cantik,pintar,berbakat,dan jadi pujaan. Sedangkan dia? Si jorok yang menjijikkan,si jahil yang bikin kesal,tukang onar menyebalkan,biang dari segala keributan,galak bagai singa dan ah,dia tidak cantik dengan kecerdasan rata-rata. Apanya yang bisa dibanggakan? Setiap hari dia bermimpi,bertemu pria yang benar-benar pria,pria yang fobia cewe cantik,harapan yang aneh...
Siapa yang tidak mengenalnya? Ah mungkin banyak. Dia memang tidak terkenal. Bukan pelajar eksis yang hobinya bolak-balik ruang guru. Bukan pengurus OSIS yang dihormati semua siswa. Bukan pelajar teladan yang setiap upacara Senin pagi diberi penghargaan. Dia,biasa. Jago musik? Tidak. Pandai menyanyi? Tidak. Model? Bukan. Siapa dia? Anak pejabat? Ah bukan juga. Jago olahraga? Dia menyukainya namun tak ada yang bisa dibanggakan. Dia bukan juga seorang atlit. Heran memang,pangeran dari negeri mana yang menyukai putri semacam itu seandainya dia benar-benar ada di negeri dongeng. Lo pernah nonton kartun Brave? Yang ceritanya tentang putri tomboy berambut keriting dan hobi memanah. Ya,gue juga sampe sekarang belum pernah nonton. Tapi yang gue tau dari cuplikannya di iklan adalah,dia seorang putri kerajaan yang tomboy dan bergaya urakan. Sama,mungkin kalo dia ada di negeri dongeng,dia bisa seperti putri di film Brave. Gadis itu terlalu aneh,tingkahnya menyebalkan. Apanya yang patut dibanggakan ketika dia berhasil menggagalkan rencana penembakan cowo yang naksir temen cewenya? Bagi si cowo itu hal menyebalkan,tapi bagi teman cewenya sendiri itu hal yang heroik. Dia disebut pahlawan karena jasanya menggagalkan rencana penembakan itu. Dia memang aneh,hobi menyamar. Seringnya dia menyamar menjadi lelaki,berpose dengan teman cewenya sendiri,bergaya romantis,mirip orang pacaran. Ketika foto itu di upload,mantan pacar si temen cewenya bilang “itu pacar baru kamu? Selamat ya”. Ada kemungkinan tuh cowo pundung karena gagal ngajak balikan. Selain itu,hobi yang sering ia lakukan adalah : menganggu teman-temannya berpacaran. Bahkan tak jarang minta traktiran berkedok PJ. Apapun dijadikannya suatu momen agar bisa makan gratis. Gadis itu memang aneh,menyebalkan dan sering membuat geram. Semua temannya menyarankannya berubah,menjadi putri sesungguhnya agar pangeran cepat menjemputnya di puri. Tapi dia selalu menyangkal. Katanya “ini aku,bukan orang lain”. Dan dia tetap seperti itu disaat ada beberapa lelaki yang mencoba menjadi pangerannya. Ketika ada lelaki yang berusaha menjadi pangerannya,dia berlaku cuek. Terkesan jutek dan tak pernah menunjukkan sisi lain,selain gadis yang dicap menyebalkan dan jauh dari kata anggun. Dia hobi menyiksa calon pangeran,bukan secara fisik tapi secara mental. Saat itu juga calon pangerannya berkata,”kamu unik,aku suka”. Dia tak pernah dibuat melambung,dia tak pernah percaya pujian,kecuali jika itu diberikan oleh ibunya sendiri atau ayahnya. Gadis itu susah ditaklukan,sulit luluh dan sukar didapatkan. Semua calon pangeran yang akan mengisi hatinya mundur teratur,bahkan ada yang pergi tanpa permisi. Si gadis selalu bisa membongkar kedok lelaki-lelaki yang mencoba mengisi hatinya. Calon pangeran yang hobi mempermainkan wanita,dimaki dan ditolak keras olehnya. Calon pangeran yang pengecut,tak bisa menjaga omongannya sendiri dia tinggalkan dan abaikan. Gadis itu memang menyebalkan bagi semua calon pangerannya. Dia dianggap sadis terhadap calon pangerannya,namun si gadis beranggapan kalau semua yang mendekatinya adalah pengecut menyebalkan yang hobi mengumbar janji manis tanpa perjuangan berarti. Dia tau,orang-orang yang dulu mencoba mendapatkannya kini telah bersanding lebih dulu dengan putri yang lain. Yang mudah luluh dan sangat cantik,jauh berbeda dengan dirinya. Semua temannya berusaha menjodohkannya,bahkan senior disekolahnya pun ikut mencarikan sang pangeran untuknya. Memang susah,dia terlalu keras dan dingin. Semua menyebutnya es batu. Lelaki-lelaki hasil perjodohan yang berujung gosip pedas itu malah tak ada satupun yang meliriknya,jangankan mengobrol,menyapa pun tidak. Kenal pun tidak. Sungguh malang,usaha teman-temannya gagal. Malahan,lelaki-lelaki itu bersanding dengan putri yang lain,yang dia kenal dan satu atap bersama mengejar cita. Itu yang membuatnya kadang tertekan,dihantam gosip murahan yang membuatnya semakin bersalah dan berdosa pada gadis-gadis kekasih lelaki yang digosipkan dengannya. Satu hal besar kenapa dia tak suka digosipi seperti itu,dia tak mau berurusan dengan gadis-gadis itu,dia tak suka dianggap ‘perebut’ dan ‘pengganggu’ dia tak suka berurusan dengan wanita. Baginya berurusan dengan wanita itu sangat menyebalkan. Dan dia tau,lelaki-lelaki itu menyukai gadis seperti apa. Yang jelas bukan seperti dirinya. Cantik,berbakat,terkenal,cerdas,menyenangkan,ah pangeran mana yang tak suka. Gadis itu tak butuh cermin untuk tau kenapa tak ada satupun lelaki yang menyukainya. Dia selalu mengingat perkataan temannya,seniornya,juniornya bahkan orang yang tak dekat dengannya,salah seorang seniornya yang kini entah dimana pernah berkata padanya,”andaikan kamu itu putri sesungguhnya,anggun dan lembut,lelaki mana yang tak suka? Semua pasti suka dan kamu jadi rebutan”. Setiap kali si gadis ingin berubah dan membuktikan kebenaran itu,satu persatu temannya bahkan orang yang tak ia kenal dekat pun memintanya untuk tetap menjadi gadis si tomboy yang menyebalkan,bahkan herannya si gadis pernah mendapat pesan berantai dari seorang yang katanya sangat mengaguminya,isinya:”mohon kakak jangan berubah,tetaplah jadi putri yang dikenal sebagai biang keributan. Kakak unik,aku sangat ingin menjadi seperti kakak. Kakak tak perlu tau siapa aku,aku salah satu juniormu”.
Si gadis selalu mendapat perhatian,disatu sisi dia tetap ingin menjadi dirinya sendiri,bukan karena permintaan orang-orang yang mengaguminya tapi karena dia ingin membuktikan menjadi unik dan berbeda itu jauh lebih menyenangkan dari pada cantik dan biasa. Disisi lain dia ingin berubah,mencoba membuktikan kebenaran yang diucapkan seniornya. Si gadis memang aneh,dia bisa mempercayai ucapan seseorang hanya lewat sorot mata orang itu. Meskipun dicap menyebalkan,gadis itu tetap heran,ketika dia diam dan bertindak normal,semua menganggapnya aneh dan memintanya kembali seperti biasa. Dia tetap menjadi dirinya sendiri,tak mau bersembunyi dibalik topeng orang lain,apalagi untuk mendapatkan pangerannya. Dia benar-benar menginginkan sosok pangeran yang menyukai gadis unik dan dicap menyebalkan seperti dirinya. Sang pangeran pemberani yang menyukai tantangan karena dia selalu menganggap dialah tantangan bagi calon pangeran yang hendak mendekatinya. Es batu yang akan dicairkan oleh sinar penghangat. Dialah si gadis dengan sifat es batunya menanti secercah harapan sang pangeran datang meleburkan kerasnya dan dinginnya dia. Selama ini si gadis mencoba membuka sedikit pintu hatinya pada semua calon pangerannya,namun pintu itu selalu ditutup rapat kembali saat tau sang pangeran hanya butuh wanita cantik,saat tau putri yang dulu pernah mengisi hati pangeran itu seribu kali lebih baik dari pada dirinya. Entah sampai kapan,putri es batu itu bertemu pangerannya dan membuktikan teorinya bahwa pasti ada pangeran yang berbeda dari pangeran yang lainnya.


Dongeng absurd tadi gue kutip dari kisah nyata seorang gadis es batu. Mungkin lo heran sama tuh gadis. Kesel atau yah prihatin. Itu asumsi lo. Semoga apa yang gue post barusan punya pesan tersirat sendiri. See you.

Senin, 11 November 2013

The Power of Love part 3 (secret admirer)

Hai guys,gue kembali setelah gue ngepost 8 part petualangan gue di Cianjur. Seperti biasa,ini malam minggu. Gue juga ga ngerti kenapa setiap malam minggu gue ngeblog. Lama-lama gue bikin acara malam minggu blogger,supaya saingan sama malam minggu miko. Gue bingung,gue mau ngepsot apaan. Setelah sekian lama gue amati akhirnya gue tau apa yang harus gue post. Love. Sejujurnya gue juga jijik kenapa gue ngepost beginian,mungkin karena gue pengen bayar utang gue ke Sapet yang minta part The Power of Love dilanjutin. Dia juga minta dibuatin cerpen yang tokohnya khusus dia sama Zayn Malik,jujur sampe detik ini gue belum nemu ending yang tepat kaya gimana. Oke,ini The Power of Love part 3. Bagi yang belum tau part 1 sama 2,lo cek sendiri. Harusnya lo update kaya si Mega yang saking jomblonya kerjaannya sehari-hari cuman pantengin timeline sama blog gue. Kasihan...
Okay,mari kita mulai. Apa lagi yang mau kita bahas? Oya,secret admirer. Secret admirer,pengagum rahasia. Berasa artis kalo beneran punya secret admirer. Sayangnya gue ga punya,belum punya lebih tepatnya. Sedangkan temen gue banyak yang punya. Malahan gue yang jadi secret admirer,bukan orang yang di secret admirer-in. Ah,gue juga bukan secret admirer,secara gue terang-terangan bilang gue suka ‘anu’ sama dua makhluk yang keponya melebihi batas. Gausah sebut nama,nanti yang pada baca blog ini malah neror dua makhluk itu biar tau kisah asmara gue *pede.
Kebanyakan kalo secret admirer itu bersarang di sekolah,umumnya di kelas-kelas. Kenapa gue bilang umumnya dikelas-kelas? Dan sekali lagi gue tekankan,UMUMNYA DI KELAS-KELAS. Karena mereka suka sama temen mereka. Temen kelas,temen sebangku,temen seperjuangan,temen sepercontekan,temen seperkelompokkan,dan temen se-tebengan. Masalahnya kenapa mereka milih jadi secret admirer? Mungkin kalo disurvei,alasannya cukup satu : malu. Mereka bukan malu karena perasaan mereka ketauan sama temen-temen sekelas lain,efek yang mungkin lebih parah adalah ketika si korban tau kalo dia punya secret admirer di kelas dan hubungan pertemanan kedua pihak menjadi renggang karena rasa canggung yang menyelimuti keduanya (?) Yah,sori – sori aja,gue bukan sastrawan,jadi gue suka bikin perumpamaan ga jelas kaya gini. Gue udah terlalu sering sekelas bareng secret admirer. Rata-rata mereka cewe. Kenapa? Karena biasanya cowo lebih berani buat ngungkapin,makanya ga sedikit remaja cowo yang pernah macarin temen sekelasnya. Sampe ada yang bertaun-taun sekelas,biarpun kalo didepan umum mereka suka berantem. Inisial : V.S.
Tapi gue suka kasihan sama secret admirer. Mereka terlalu tabah nahan perasaan. Gimana seandainya cowo yang dia taksir dikelas malahan deketnya sama temen cewe lain,bercandaan bareng dan ngerjain tugas bareng. Itu sih ada dua kemungkinan cewenya yang kurang supel atau emang cowonya gamau deket-deket sama tuh cewe. Yang bikin gue salut adalah ketika mereka nahan perasaan yang menggebu saat mereka disatu kelompokkan disuatu tugas sekolah. Mereka terlalu pandai menyimpan perasaan. Perasaan suka yang dibalut hanya dengan pertemanan belaka. Teman satu kelas,yang sejatinya adalah saudara bukan pacar. Gaenaknya saat tau dikelas kita ada secret admirer adalah saat kita tengah asik bercandaan sama tuh cowo,cewe yang naksir cowo itu ngeliatin kita dengan tatapan ingin membunuh. Tanda-tandanya,dikit-dikit nengok kearah kita dan cowo yang dia suka,atau sesekali manggil kita ngedeketin dia supaya kita jauh dari cowo itu,atau tiba-tiba dia nimbrung dan ganti obrolan seenak jidat. Kalo kita gatau dia secret admirer sih mungkin kita anggap dia normal-normal aja manusia. Tapi pas kita tau dia secret admirer yang ada dibenak kita adalah “nih orang ngebet banget pengen berduaan mulu sama tuh cowo”.

Masalah lain yang dihadapi secret admirer di kelas adalah,ketika dia tau kalo bukan Cuma dia aja yang naksir sama tuh cowo. Tapi ada orang lain,kalo misalnya dia anak dari kelas lain,junior ataupun senior yaa it’s no problem maybe. But,kalo ternyata yang naksir tuh cowo temen sekelasnya SENDIRI,INGET YA TEMEN SEKELAS SENDIRI! Pastinya tuh secret admirer pasang parang buat nyayat-nyayat muka temennya. Sadis. Itu sih kalo pelaku secret admirernya rada-rada saiko dan ambisius. Atau bisa jadi mereka berteman namun saling mengumpat dalam hati. Atau bisa jadi juga hubungan pertemanan mereka jadi renggang. Atau ada juga yang ngalah karena dia tau ada lagi cewe yang suka sama cowo yang disukanya. Itu sih namanya...heem...dibilang baik juga ya emang sih,tapi kan yang namanya perasaan ga bisa ditarik ulur kaya benang layangan! Gue agak-agak ga setuju! Kecuali kalo tuh cowo udah fix mau pilih yang mana,kalo dia lebih milih si A daripada si B,baru si B itu ngalah dan emang harus nerima kekalahan karena dia tau tuh cowo lebih suka temennya ketimbang dirinya. Yaa boleh aja sih lu berharap mereka putus di suatu waktu dan cowo itu jodoh lu. Tapi kan tetep aja kita kudu terima dengan akal sehat,gausah dendam pake bunuh-bunuhan. Nah ini,mana kita tau si cowo mau pilih siapa. A,B,C,...,Z? Atau si cowo ga suka sama mereka semua? Atau cowo itu lebih suka sama lu,secret admirer yang apa adanya,ga pasang aksi modus kaya secret admirer yang lain. Atau dia duluan yang suka sama lu sebelum lu jadi secret admirer. Who knows maaaan?!!! Nah sebelum kita tau endingnya,bersikaplah secara wajar dan natural. Jadi secret admirer ga ada larangannya dalam kitab undang-undang. Tapi ya tetep patuhi rambu-rambu,gausah seenak jidat. Mentang-mentang anak-anak kelas tau kalo lu naksir temen cowo lu dikelas,lu bikin aturan gaboleh ada yang ngedeketin dia dikelas selain elu. Ebuset deh,minta digampar yak?! Dan satu lagi,perasaan itu muncul sendiri dan bisa hilang sendiri. Gausah dipaksain ilang,yang ada lu bakal keinget terus dan ujung-ujungnya ga bisa move on. Ya you must know,move on ga segampang lu garuk pantat ditempat sepi. Dan gausah takut,apapun butuh perjuangan,sebenernya dengan berharap aja lu udah usaha loh,harapan kan semacam doa,kalo lu berharap mereka putus ya secara ga langsung lu doain mereka putus. Doa orang teraniaya di kabulkan ko. Believe it. Lu kan teraniaya hatinya..hem..

Senin, 04 November 2013

Backpacker 5 Sahabat (Seperti 5 Cm) Bag.8 (ending)

Kita bangun sepagi mungkin. Bahkan sebelum adzan shubuh berkumandang. Ini hebat,kita bangun tanpa perlu nunggu alarm berhenti bunyi. Udara pagi disini ga se-ekstrim di Cibodas. Lagian kita tidur dari jam 8 malem,jelas kita bisa bangun sepagi ini. Kita harus bangun pagi,hari ini kita bakal pulang ke kota asal. Akhir dari the journey kita kali ini. Seperti biasa,antrian mandi dimulai. Yang belum kebagian mandi sibuk checking barang bawaan dan packing lagi. Agak sedih,kenapa kita mesti pulang? Liburan masih kesisa banyak tapi kita udah buru-buru pulang. Kita disuguhin gorengan sebagai pengganti sarapan. Ini masih jam 7 pagi. Kita udah ngitung berapa jarak dan waktu tempuh buat sampai ke terminal Bandung. Dan berapa waktu tempuh dari Bandung menuju kota asal gue. Seenggaknya kalo kita pulang lebih cepet kita juga bakal nyampe lebih awal ke rumah.
Setelah isi perut dan semua siap pulang,kita pun pamit sama teh Nita dan keluarganya yang udah baik banget mau nampung kita yang terkesan kaya gembel,bukan kaya backpacker ini. Kita bakal kangen banget sama rumah minimalis ini. Rumah yang nyaman sama kaya pondoknya ka Keling. Hotel bintang 5 ga ada tandingannya. Sebab semua ini gratis dan gaperlu repot check out diwaktu tertentu. Itu yang bikin kita nyaman.
Karena rumah teh Nita deket sama Terminal Pasir Hayam,kita pun jalan ke terminal. Jalan dengan amat santai,menikmati pemandangan terakhir Cianjur. Terminal sepi,banyak bus yang masih parkir tapi ga ada tanda-tanda mau berangkat. Supir sama kernetnya juga ga keliatan. Sekalinya ada minibus butut yang gatau jurusannya kemana. Akhirnya kita milih duduk,duduk bareng calon penumpang lain yang kebetulan pengen ke Bandung juga. Iseng-iseng gue update twitter,sekalian ngecek mention yang masuk. Hebat,temen-temen gue disekolah banyak yang mention,mereka penasaran sama kegiatan kita. Mereka kepo dan mereka iri gabisa ikut kita. Dan gue bersyukur mereka ga ikut,itu semua bikin repot. Backpacker ga butuh orang banyak. Kalaupun mau banyak orangnya harus mau dibawa susah,sama kaya kita yang emang bawaannya susah.
Ini liburan terabsurd dan paling menantang dibanding liburan gue yang lain.
Bis pun datang,penuh sesak dan ga berAC lagi. Daripada menuhin hasratnya Jambong yang ngebet pengen naik bis AC kita pun naik bis itu. Bukan masalah murah,kita gapernah tau bis AC lewat sini atau kaga. Daripada gabisa pulang mending pulang seadanya.
Di bis kita gelantungan,caryl dan tas lain kita simpen di bagasi. Bis penuh,mungkin karena ini musim liburan. Tapi gue yakin bisa dapet duduk. Penumpang pun pasti turun.
Jambong sama Shofyal berhasil duduk duluan. Gue,Ade sama Sofie masih berdiri nungguin mangsa alias bangku kosong. Ditengah jalan,beberapa kursi pun kosong,kita berlima bisa duduk meski jaraknya jauh-jauhan. Gue baru nikmatin duduk saat ada seorang ibu,nenek dan bayi dalam gendongannya naik ke bis. Mereka keluarga dan mereka ga memungkinkan buat berdiri lama. Ibu itu gendong anak dan nenek itu terlalu tua buat gelantungan di bis. Gue sama Sofie terpaksa ngalah. Kita berdiri sampe bis melaju bergerak perlahan meninggalkan Cianjur. Sampai masuk pintu tol penumpang makin banyak,dan gue makin cape. Akhirnya gue gantian duduk sama Shofyal sedangkan Sofie masih tahan berdiri. Gue ketiduran biarpun cuman beberapa menit. Entah kenapa naik bis ini lebih cape ketimbang jalan ke air terjun. Gue liat jam,sekitar jam setengah sebelasan kita sampai di terminal Leuwi Panjang. Kita turun tepat di pintu masuk. Kebetulan di seberang jalan ada mushola,dan hari ini hari Jumat,Ade sama Shofyal mesti sholat Jumat dulu. Kita inget kita belum sarapan. Gorengan yang dikasih teh Nita kita anggep camilan doang. Berhubung gue pengen banget makan mie kocok,akhirnya gue sama Sofie milih makan mie kocok sedangkan 3 makhluk lain milih bubur ayam. Sofie terpaksa ikut makan mie kocok karena dia alergi bubur. Kalo makan bubur badannya bisa panas dingin ga karuan. Aneh emang. Temen gue aneh semua. Adzan Jumat belum berkumandang. Sarapan udah habis dan kita udah bayar. Kita gatau mesti ngapain dan kemana lagi. Si Shofyal pengen beli oleh-oleh snack buat keluarganya. Kita anter dia belanja di tempat jualan oleh-oleh ga jauh dari tukang bubur sama mie kocok. Lagi,gue ga ada niatan buat beli oleh-oleh. Cuma Shofyal yang belanja. Kita balik lagi ke warung. Kembali diam ngobrolin hal ini itu. Tiba-tiba ada dua orang bule ikut makan diwarung itu. Mereka kaya backpacker,keliatan dari gayanya. Mereka berdua,cewe cowo dan cuman bawa caryl dua. Itupun isinya ga keliatan banyak kaya punya gue. Mereka masih muda dan mereka pesen nasi goreng. Sedangkan kita pesen bubur dan mie kocok. Backpacker absurd. Awalnya kita pengen ngobrol,bermodalkan bahasa inggris yang belepotan dan kamus digital dari hape. Kita pengen sharing seputar backpacker. Lagian mereka dari luar negeri,sedangkan kita cuman menjelajah kota di provinsi sendiri. Menjelang waktu dhuhur gue sama Jambong jalan cari info tentang bis tujuan kota asal kita. Jambong keukeuh pengen naik bus AC. Pas gue tanya bus AC berangkat pukul 4 sore. Sedangkan bis non AC berangkat setelah sholat Jumat. Tentu gue pilih bus non AC,dan ke tiga anak itu bakal berprinsip sama. 4 lawan 1. Jambong kalah dan emang harus ngalah kalo gamau ditinggalin di terminal. Kita balik kewarung,gue sempet jajan es cuwing. Selama nungguin Ade sama Shofyal sholat jumat. Gue,Jambong sama Sofie dilanda bete hebat. Andai deket sini ada mall,kita bisa hang out dulu. Gue pengen cepetan balik,atau balik lagi ke Cianjur. Kalo aja gue bisa pindah sekolah,gue mau sekolah di Cianjur aja.
Ade udah nongol duluan dari mushola. Shofyal ga keliatan. Gue pikir Ade sama Shofyal. Tapi tetep,Shofyal yang lama dan yang paling lama. Kita nungguin dia. Mungkin dia terhimpit para pengunjung mushola. Setelah semua lengkap,kita bersiap menuju bis. Kita pake minibus lagi. Kita mau duduk paling belakang di kursi panjang yang ngederet berlima,sama kaya pas awal berangkat. Minibus masih kosong,baru beberapa yang naik dan banyak barang yang dipaketin pulang naik mobil itu. Uh,penuh sesak sama barang...
Bis jalan lama kaya siput. Bahkan kura-kura jauh lebih cepet ketimbang bis ini. Bis ini lagi nyari penumpang,makanya dikit-dikit berhenti. Kampret emang,udah tau kita buru-buru pengen langsung balik. Udah gue duga,ditengah jalan penumpang membludak. Kita berdesakan lagi. Emang kita ditakdirkan buat naik bis yang penuh sesak dari awal keberangkatan. Gerah dan pengap. Jambong masih sibuk misuh-misuh pengen naik bis AC. Gue lupa ga pake kaos kaki,tadinya mau gue sumpel mulutnya sama kaos kaki,biar pingsan sekalian dan ga banyak omong lagi.
Keluar dari kota Bandung,tepatnya di sebuah daerah,kita berhenti dipinggir jalan di tempat peristirahatan bis. Kita berlima turun,gue perlu sama toilet dan sebagian mau sholat ashar. Perut gue laper lagi. Tempat itu semacam rumah makan tapi gue ga nafsu buat makan. Gue pengen ngemil tapi ga ada yang bisa dicemil selain baso. Gue pun beli baso tanpa kuah buat dicemil di bis. Ga lupa gue juga beli minum. Yang lain ikutan,beli baso tanpa kuah. Super banget,ini yang kita sebut cemilan.
Supir bis udah melambai-lambai,tanda bis mau berangkat lagi. Ade udah naik lebih dulu dan dia berhasil duduk ditempatnya semula. Sedangkan gue,Jambong,Sofie sama Shofyal berdiri kebingungan liat kursi kita ditempatin ibu-ibu muda yang gendong bayi lengkap keluarganya. Gue gatau apa sepanjang perjalanan tadi mereka berdiri atau emang pengen duduk dibelakang. Yang jelas itu buat gue sedikit dongkol,meski sebenernya kita masih bisa duduk didepan mereka.
Kita kembali nikmatin perjalanan,maghrib menjelang,hari mulai gelap dan gue gatau nyampe rumah jam berapa. Sampai pada akhirnya bis mulai kosong,menyisakan sedikit penumpang termasuk kita berlima. Ini udah masuk waktu isya dan bentar lagi gue turun. Kebetulan rumah gue lebih deket ketimbang mereka berlima. Ga ada satupun dari kita yang tidur diwaktu bis mulai melaju kencang dan rumah sudah dipandangan mata. Gue kembali berbisik,”ini beneran?”. Kita senyum kelelahan. Gue liat,bapak gue setia nunggu gue dipinggir jalan. Beliau pengen jemput gue. Segera gue turun dari bis dan berpisah bareng 4 makhluk konyol itu. Senyum masih mengembang. Bukan rasa lelah yang gue rasain,tapi rasa bangga. Kita berhasil. Ini liburan terhebat yang belum pernah gue rasain sebelumnya.

Sampai pada akhirnya,satu minggu kemudian kita selesai habiskan masa liburan. Kita kembali ke sekolah,menjadi siswa kelas 3 SMA. Kelas baru dan teman baru. Yang bikin gue kaget adalah ketika kita berlima ditempatkan disatu kelas. Ini hebat dan impian serta gumaman di Cibodas jadi nyata. Gue bahagia,Tuhan udah menghadiahkan mereka hadir dalam hidup gue. Lima petualang konyol yang selalu dikelilingi hal-hal absurd. Gue sadar,kita bukan orang berada. Meski punya banyak uang,orang tua kita bukan tipikal orang tua yang suka manjain anaknya dan ngasih tiket liburan gratis. Butuh waktu buat nabung dan merealisasikan mimpi backpacker ini. Kita mandiri,kita hebat dan kita tangguh. Kita bukan remaja yang leha-leha tanpa petualangan. Kita berhasil dan ini bukan gurauan. Kita kembali bermimpi akan rencana-rencana journey kita selanjutnya. Muncak? Diving? Semeru? Gunung Gede? Pulau Biawak? Merapi? Let’s see setelah Ujian Nasional dan seleksi perguruan tinggi berhasil kita lumpuhkan. Setelah kita berhasil mengejar impian,kita kembali pergi,menaklukan dan menikmati indahnya alam Indonesia.

Sabtu, 02 November 2013

Backpacker 5 Sahabat (Seperti 5 Cm) Bag.7

Gue kebangun tepat jam setengah 5 pagi. Ini hebat,gue kebangun gara-gara bunyi alarm dari hape dimana pemiliknya masih terlelap dialam mimpi. Kampret,mereka emang beneran kebo! Ini masih gelap,dan dingin lagi nusuk tulang. Gue pengen ambil wudhu,tapi kaki gue gak kuasa keluar dari sleepingbag ini. Gue masih tidur-tiduran sampe jam beneran nunjuk pukul 5 pagi. Pas gue ke kamer mandi,air dari kran udah keluar lagi. Tandanya hujan gede udah berakhir,saluran kaga mampet lagi dan air gunung yang super dingin itu kembali membasahi muka gue.
Selesai sholat gue gatau mau ngapain,gue buka tirai jendela,TNI-TNI itu udah siap dilapangan. Mereka udah hebring buat kegiatan,super banget,gue aja baru bangun dan mereka udah siap kegiatan. Gue beneran ga ada kerjaan,ada dorongan kuat dimana gue gamau tidur lagi. Gue pengen liat view gunung di pagi hari. Sofie udah kebangun dari tadi,dia emang biasa bangun awal dan tidur paling akhir. Sedangkan 3 makhluk lain,terutama Shofyal dan Jambong adalah jagonya tidur cepet dan paling susah dibangunin. Kampret emang,padahal gue udah suruh mereka bangun buat sholat shubuh,tapi mereka tetep molor. Gue liat Sofie udah buka-buka pintu rumah. Kayanya kita sepaham,kita pengen jalan-jalan pagi. Akhirnya kita keluar,tepat saat matahari barusan nongol dan gelap berubah jadi terang. Udara pagi emang beneran seger. Sejuk dan bikin pikiran fresh. Gue liat,gunungnya ketutup kabut. Sumpah indah banget,seindah nama gue. Gue suka pemandangan pagi hari dan gue nyesel kenapa ga dari kemarin-kemarin gue bangun pagi dan nikmatin kuasa Tuhan ini. Gue sama Sofie jalan ketempat yang ga biasa kita lalui. Disana banyak orang,mereka pengunjung yang nyewa villa yang ada diseberang pintu masuk buper. Banyak yang foto-foto,manfaatin view keren ini. Dan gue lupa,gue gabawa hape. Pundung,padahal gue juga pengen narsis. Selesai cuci mata,kita balik kerumah. Yaks,3 orang itu udah bangun dari bobo cantiknya,mereka duduk kaya orang kesambet. Mata masih keliatan ngantuk dan mereka emang beneran males buat bangkit dari kasur. Kita gatau mau pulang jam berapa. Hari ini kita bakal balik ke Cianjur,kerumah teh Nita. Dan besok kita balik ke kota asal. Setelah sekiranya nyawa mereka udah kumpul,kita pun beres-beres. Sebagian mandi dan sebagian beresin perlengkapan. Kita tamu disini,dan kita bukan tamu kurang ajar. Kita udah amat sangat ngerepotin ka Keling,akhirnya kita bantu ka Keling beresin rumah,lebih tepatnya beresin tempat yang udah jadi tempat kita selama dua hari ini. Baju gue yang gue jemur di dapur masih tetep basah. Gue pegang semua sisi dan emang beneran ga ada sisi yang kering sedikit. Super banget.
Kita udah siap,tapi ka Keling dan Csnya masih ada dikamar. Padahal kita ribut dari tadi tapi mereka tetep molor. Mereka emang beneran kebo,sama kaya Shofyal dan Jambong. Kita ga mungkin nungguin ka Keling bangun sampe jam 10 nanti. Sedangkan kita udah laper banget,kita butuh bu Nar secepatnya.
Untung salah satu temen ka Keling keluar dari sarangnya,kita pun buru-buru pamit dan ngucapin banyak terima kasih karena udah mau nampung 5 makhluk kece yang ngebet pengen backpacker ini. Akhirnya kita melangkah keluar dari rumah yang kita anggap basecamp ini. Kita Cuma bisa nitip salam buat ka Keling dan yang lain. Kita gabisa lupain jasa mereka,mereka bagai pelita. Mereka mau nampung kita disaat kita gapunya tempat buat istirahat. Gue agak sedih,padahal gue udah betah sama tempat ini,malahan bentar lagi bulan ramadhan datang. Gue mikir,puasa satu bulan full disini tanpa sahur pun pasti kuat. Tapi gue kudu balik,ke rumah gue,keluarga gue dan tempat tinggal gue yang asli. Lagi gue bilang,setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan...sama kaya gue,berpisah sama tempat ini...
Kita menghirup udara pagi yang sejuk sebelum kita kembali ke kota. Kita masih takjub liatin pemandangan Gunung Gede Pangrango,kita punya mimpi,entah besok,lusa atau kapan kita bisa ada di puncak sana. Pasti.
Kita jalan ke warung bu Nar. Gue sedih,ini terakhir gue makan di warungnya para backpacker ini. Seperti biasa,kita pesen makanan dengan menu yang sama dan Cuma pesen 3 porsi untuk berlima. Entah,padahal pengen banget foto sama bu Nar tapi ga punya nyali buat ngajakin bu Nar foto. Gue liatin etalase kaca tempat makanan yang banyak tempelan sticker. Disana kertas yang kita tempel masih ada. Kertas yang kita tulis akun twitter kita dan grup backpacker kita. Berharap ada yang follow sesama backpacker. Biarpun Cuma selembar kertas kecil dengan selotip,ga kaya yang lain,kertas sticker asli bertuliskan komunitas-komunitas yang lagi touring atau backpacker disini. Selesai makan,kita lanjut jalan. Gue Cuma bisa foto bangunan warung bu Nar dari depan.
Kita jalan ke atas,niatnya mau pada beli oleh-oleh biarpun sebenernya gue ga ada niatan buat beli orang rumah oleh-oleh. Kita cuman nganter yang pengen beli oleh-oleh. Ujung-ujungnya gue juga ikutan beliin baju buat adek gue pas gue liat Sofie beliin baju buat saudaranya. Kita disangka baru turun dari gunung,gendong caryl sambil belanja baju..
Sebenernya kita butuh camilan buat perjalanan pulang,maksudnya pulang kerumah teh Nita. Lebay emang,padahal jarak dari Cibodas-Cianjur kota ga jauh,tapi mulut kita gabisa diem kalo lagi perjalanan,alias harus ngemil. Bingung emang beli camilan disini,ujung-ujungnya kita beli stroberi,itu juga gara-gara Ade lagi beli stroberi buat ibunya. Kita ngeborong dagangan buah berry dan stroberi punya anak kecil yang jualan keliling. Anak itu bahagia banget,rezeki pagi hari dagangannya langsung habis.
Angkot udah nunggu di pinggir jalan,satu persatu kita masuk,duduk diam menatap jendela angkot,pemandangan luar yang bakal bikin kangen luar biasa. Gue masih ga percaya kalo kita beneran backpacker. Kalo kita beneran sampe sejauh ini,kalo kita berpetualang sendiri dan berhasil ada disini. Kita kembali menggumam,suatu waktu kita berlima bakal berdiri lagi disini,dengan segala kisah absurd kita bakal mendaki puncak Gunung Gede.
Kita masih punya waktu seharian sebelum kembali ke kota asal. Ini masih siang,jam 12 juga belum. Fix,kita mau melancong ke kwarcab Cianjur. Berhubung kita anak pramuka ga afdal rasanya kalo kita ga kesana. Kita sms teh Nita,kasih tau journey kita selanjutnya. Tapi sayang teh Nita ga bisa ikut,dia masih sibuk kerja. Teh Nita Cuma kasih alamat sama rute kesana. Baru 3 hari disini,kita udah hafal jalanan Cianjur. Tanpa embel-embel nyasar kita tau mesti turun dimana dan naik angkot apa. Kita turun didepan alun-alun Cianjur buat naik angkot selanjutnya menuju gedung pramuka. Kesempatan emas,kita bisa nikmatin ramainya alun-alun dan suasana masjid agung Cianjur yang aktif disiang hari. Kita istirahat disana sekaligus sholat dhuhur. Semua pada ngeliatin,kita masih bergaya ala pendaki yang baru turun dari gunung lengkap dengan caryl yang masih nempel dipunggung. Ini masuk jam istirahat kerja,suasana masjid rame bener. Beda sama pas kita pertama kali datang di malam hari.
Gue sedari tadi ngincer jajanan didepan masjid disepanjang jalanan alun-alun. Gue masih punya duit sisa buat menuhin nafsu jajan gue yang lama gue tahan demi ongkos pulang kampung. Selesai sholat,kita langsung cabut ke kwarcab. Niat jajan gue tertahan lagi,mereka bilang kita bisa jajan di sekitar kwarcab. Yaks,gue nurut dan sekalipun ga bisa jajan gue bisa kesini pas pulang dari kwarcab. Kita naik angkot lagi,ke Gedung Pramuka alias kwarcab yang katanya deket sama terminal dikawasan Ramayana dimana ada tugu tunas kelapa ciri khas pramuka. Lumayan jauh...
Awalnya gue pikir kwarcab deket pusat kota. Seenggaknya deket sama keramaian,minimal ada tukang dagang biarpun cuman 2 biji. Sayang banget,kita diturunin ditempat antah berantah dimana kanan-kiri sawah terbentang luas dan kwarcab ada ditengah-tengahnya. Kalo gini ceritanya mending gue beli camilan didepan masjid. Well,penyesalan emang sukanya dateng terlambat.
Kita udah ada didepan gerbang,tapi kita tetep gatau mau ngapain. Kita ini bukan tamu yang diundang,kita cuman iseng-iseng mau main. Kita orang asing yang keponya melampaui batas. Kita foto-foto didepan gedung,gedungnya gede tapi keliatan sepi. Mungkin jam aktifnya udah abis. Ini udah hampir ashar dan kita ada ditengah sepinya kwarcab.
Selesai foto,kita keluar dari gerbang. Absurd emang,semua ga terasa afdal kalo kita dateng jauh-jauh cuman mau numpang foto. Alhasil setelah dorong-dorongan dan main tunjuk,kita beranikan diri masuk kedalam. Bilang aja kita tamu,atau anggap kita ini utusan dari presiden SBY.  Pertama Jambong yang masuk. Pokonya gue masuk belakangan. Jujur,gue masih pundung karena perut gue laper dan ga ada apapun yang bisa menuhin rasa laparnya perut gue. Buah beri dari Cibodas udah tinggal ampasnya doang.
Kita disambut hangat sama beberapa staff yang masih ada disana. Sebenernya sih bukan sambutan hangat,tapi keliatan jelas muka mereka bingung pas kita dateng. Kita siapa? Dari mana? Dan mau apa? Itu pertanyaan yang tersirat dari ekspresi wajah mereka yang notabene udah ibu-ibu sama bapak-bapak itu.
Kwarcab sepi. Setelah kita jelaskan siapa kita dan apa tujuan kita akhirnya mereka ngerti,kalo kita cuman 5 anak backpacker yang gapunya tujuan mau kemana. Kita disuruh duduk dan nikmatin suasana kwarcab yang lebih megah ketimbang kwarcab gue disana. Entah kenapa gue suka kondisi kwarcab yang sepi tanpa banyak orang dan anggota pramuka. Bawaan gue parno sedari tadi kalo disini banyak orang dan anggota yang lagi berkegiatan. Yah gue gamau...
Kita boleh berkeliaran bebas di areal kwarcab. Gue kagum,Cianjur bener-bener pantes dapet sebutan kabupaten pramuka di Jawa Barat. Yah u know,prestasi dan partisipasinya segudang. Penghargaannya juga banyak. Kita sharing ini itu sama ka Rana,kita juga baru kenal beliau dan kebetulan beliau kenal sama ka Black. Uh,dunia terlalu sempit.
Kita disuguhin pepaya yang katanya hasil dari kebun dibelakang kwarcab. Seandainya boleh milih,gue pengen dibelakang kwarcab itu ada mall aja lengkap sama bioskop. Pepaya-pepaya ini belum mampu ganjel rasa laper berlebih diperut gue. Setelah bercerita ini-itu dan numpang sholat di kwarcab,kita pamit pulang. Parahnya lagi,kita malah disuruh nginep dan tidur disini. Oh no..bukannya kita gamau,cuman disini kan sepi dan ga ada tempat yang jualan makan!
Kita sepakat naik angkot didepan perempatan jalan. Karena kita mau foto depan tugu tunas kelapa. Emang norak sih,tugu itu ada ditengah-tengah jalan dan kita nekat foto didepannya. Jalanan emang sepi dan ga ada larangan take photo disini,cuman resikonya kalian mesti tanggung malu karena sekumpulan tukang ojeg dipinggir jalan bakal liatin kalian dengan tatapan miris. Niat minta difotoin pun sirna. Kita udah terlanjur malu-maluin dan kita gamau nambah norak pake acara minta tolong fotoin kita didepan tugu dengan pose alay.
Segera setelah itu kita jalan cepet buat naik angkot.
Kita turun kembali di alun-alun. Great! Hujan rintik-rintik turun membasahi Cianjur dan alun-alun mulai sepi. Tukang dagang yang tadinya melimpah ruah kini tinggal beberapa. Sialnya lagi,jajanan surabi yang tadi gue incer sekarang lenyap. Terpaksa kita jajan mie ayam didepan masjid yang aktivitasnya mulai terhenti saat sore menjelang. Mie ayan satu mangkok belum bisa menuhin hasrat jajan kita yang menggebu. Jambong sama Shofyal nekat jalan ke pasar deket rel kereta api yang tadi kita lewatin sebelum sampe ke alun-alun. Mereka ngotot bilang kalo pasar itu jaraknya deket dari alun-alun. Padahal tadi kita naik angkot,jelas aja keliatan deket. Gue gamau ikut mereka. Akhirnya gue,Sofie sama Ade duduk termenung didepan warung mie ayam. Ini hujan,tapi gue pengen beli sop buah. Selama di Cianjur gue belum neguk minuman dingin. Daripada nyesel lagi,gue nekat beli es buah ditengah hujan rintik-rintik. Satu persatu warung mulai tutup dan hujan belum berhenti. Tapi dua anak itu masih belum balik. Kita jadi kesel sendiri,kita mau berteduh dimana lagi kalo semua warung tutup? Gue sms mereka,mereka bilang lagi jalan pulang. Akhirnya beberapa menit kemudian mereka dateng dan mereka Cuma beli sedikit makanan yang isinya biasa. Bukan martabak,roti bakar apalagi surabi. Cuma cilok sama gehu...
Gue sama Sofie masih pengen ngemil. Parahnya kita beli siomay batagor. Bagi kami itu cemilan.
Setelah dirasa cukup,kita balik ke rumah teh Nita. Kita naik angkot jurusan rumah teh Nita. Angkot itu melaju ditengah hujan yang semakin deras. Sampai seorang penumpang masuk dan angkot itu masuk kedalam gang. Awalnya kita biasa karena kita ga begitu merhatiin jalan dari kaca yang berembun. Tapi perlahan kita sadar,angkot ini masuk ke perumahan yang gatau ada didaerah mana. Antara bingung,takut dan staycool. So,kita diem aja dengan rasa pede luar biasa kalo angkot ini bener-bener angkot jurusan kerumah teh Nita.
Ternyata bener,diem ibarat emas. Angkot tadi cuman nganter penumpangnya sampe depan rumah. Sakti bener,andai rumah teh Nita ada dijalan yang bisa dilewatin mobil,kita minta dianterin juga sampe depan rumah. Kita sampai dirumah teh Nita. Teh Nita menyambut kita dengan sukacita. Kita selamat dari the journey of Cibodas. Kita berhasil ke kwarcab dan berhasil sampai di rumah yang menyenangkan.

Malem ini fix,kita gamau keluar-keluar lagi. Kita fokus prepare buat besok pulang dan istirahat buat perjalanan panjang ke tempat asal.